CV ARFAM JAYA

Distributor sapronak dan bibit terlengkap ,budidaya peternakan ayam kampung Tasikmalaya

Home Top Ad

TLP : 085222726570

Pengambilan Telur Telur yang baru dikeluarkan dari induknya harus diambil setiap pagi dan sore. Proses p...

Tips Mengambil telur
















Pengambilan Telur

Telur yang baru dikeluarkan dari induknya harus diambil setiap pagi dan sore. Proses pengambilan ini penting dilakukan karena jika menunggu sampai telur tersebut dierami oleh induknya maka telur yang fertile akan berkembang dan jika dimasukkan ke dalam mesin penetas, perhitunga
n waktu pengeraman akan menjadi kacau sehingga berpotensi membuat kesalahan perhitungan hari yang berakibat pada kegagalan penetasan. 

Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan telur:
1. Telur yang terlalu besar tidak dipakai untuk ditetaskan.
2. Terlalu kecil,terlalu kotor juga tidak dipakai untuk ditetaskan.
3. Bentuknya tidak proporsional (terlalu bulat atau irregular) tidak dipakai untuk ditetaskan.
4. Terdapat retakan sekecil apapun sebaiknya tidak dipakai untuk ditetaskan.

Penyimpanan telur

Telur dikumpulkan selama maksimal 7 (tujuh) hari setelah telur dikeluarkan dari induknya. Telur dikumpulkan pada egg tray dengan ujung tumpul di bagian atas. 

Perlakuan yang harus dilakukan pada telur dalam eggtray tersebut adalah:
1. Telur tidak boleh dicuci atau dilap terlalu basah atau bahkan menggunakan bahan kimia apapun.
2. Telur tidak boleh ditulisi dengan pulpen atau spidol. Disarankan hanya dengan pensil!
3. Jangan menguncang apalagi mengocok telur yang akan ditetaskan. Hal ini akan mengakibatkan kerusakan pada tali telur dan mengakibatkan kuning telur akan menempel pada salah satu dinding. Dengan keadaan tersebut telur tidak mungkin menetas.
4. Miringkan ke salah satu sisi ± 30 derajat pada pagi hari dan miringkan kembali ke arah yang berlawanan pada sore hari.


Oke sekian infonya semoga bisa memberikan manfaat bagi para peternak yang masih kebingungan bagai mana cara pengambilan telur yang baik dan benar. salam sukses :)





1 coment�rios:

Visi       Menjadi usaha yang berkembang di dalam sektor peternakan yang profesional , tangguh , efisien , jujur , berteknologi dan b...

Visi Dan Misi


Visi  
 Menjadi usaha yang berkembang di dalam sektor peternakan yang profesional , tangguh , efisien , jujur , berteknologi dan berusaha semaximal mungkin memberikan kualitas yang terbaik bagi masyarakat

Misi 
  • Meningkatkan ketersediaan bahan pangan asal ternak untuk memenuhi kebutuhan dan kecukupan gizi masyarakat menuju kecukupan gizi protein hewani.
  • Meningkatkan kualitas sumberdaya masyarakat peternakan yang berperan aktif dalam kegiatan usaha peternakan yang berbasis agribisnis.
  • Membangun sistem kelembagaan usaha tani ternak yang tangguh dan mampu menjalin pola kemitraan guna pengembangan peternakan dalam pemasaran produk unggulan serta melestarikan komoditi dan populasi ternak nuftah daerah.
  • menggunakan teknologi tepat guna yang berwawasan ramah lingkungan didukung dengan pembinaan berkelanjutan.
  • Meningkatkan dan mengembangkan produk dalam negri yang unggul yang berdaya saing tinggi untuk menghadapi pasar global.
  • Menciptakan birokrasi yang profesional serta memiliki integritas moral yang tinggi.

6 coment�rios:

Permintaan daging ayam di Jakarta terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan, pendidikan serta kesadaran m...

Pemanfaatan Asam Organik sebagai Bahan Pengawet Non Formalin untuk Daging Ayam



Permintaan daging ayam di Jakarta terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan, pendidikan serta kesadaran masyarakat akan gizi. Peningkatan kebutuhan daging ayam tersebut menuntut peningkatan kualitas dan keamanannya. Berdasarkan hasil pemeriksaan daging ayam yang dijual di pasar baik tradisional maupun swalayan, ditemukan bahwa terdapat daging ayam yang menggunakan formalin dengan tujuan untuk memperpanjang masa simpan. Mengingat resiko bahaya yang dapat ditimbulkan akibat penambahan formalin tersebut pada bahan pangan khususnya daging ayam, maka perlu dilakukan pengkajian mengenai aplikasi penggunaan bahan preservasi yang baik dan aman bagi konsumen dan tidak meninggalkan residu pada daging ayam yang bersifat toksik, serta memiliki masa simpan yang panjang, misalnya asam organik.

Asam organik dilaporkan sangat efektif untuk mengurangi jumlah cemaran bakteri patogen jika digunakan untuk pencucian daging dan juga tidak meninggalkan residu, sehingga daging yang dicuci dengan asam organik tersebut aman untuk dikonsumsi (Grau, 1986). Asam organik dapat dihasilkan secara alami oleh tumbuhan maupun hewan. Menurut FAO/WHO (ICMSF, 1980), sampai saat ini asam organik merupakan bahan preservasi makanan yang dianggap aman.

Asam asetat (CH3COOH) merupakan asam organik monokarbolik, memiliki bau dan rasa tajam, bersifat sangat mudah larut dalam air. Asam asetat aman digunakan sebagai preservasi bahan makanan dan tidak ada batasan maksimal yang boleh dikonsumsi oleh manusia. Asam asetat dan asam laktat termasuk dalam kelompok asam organik lipofilik lemah yang memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan mikroba dalam bahan makanan (Rahman, 1999). Asam asetat mempunyai kemampuan antimikrobial yang lebih efektif dibanding asam laktat. Hal ini dikarenakan asam asetat memiliki sifat lipofilik yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan asam laktat, sehingga asam asetat lebih mudah menerobos membran dinding sel mikroorganisme. Asam asetat juga memiliki spektrum penghambatan yang luas pada bakteri.

Dalam pengkajian ini digunakan asam asetat 4% sebagai bahan preservasi/pengawet daging ayam. Sampel berupa daging ayam utuh diambil dari 6 Tempat Pemotongan Ayam (TPA) wilayah Jakarta Selatan dan masing-masing TPA melibatkan 1 kooperator (pedagang). Masing-masing kooperator melakukan introduksi asam asetat 4% (direndam selama 30 detik) untuk 2 sampel daging ayam dan 2 sampel daging ayam tanpa introduksi diambil dari pedagang non kooperator sebagai kontrol. Jumlah sampel yang digunakan dalam pengkajian ini sebanyak 24 sampel daging ayam utuh yang terdiri dari 12 sampel menggunakan bahan pengawet asam asetat 4% sedangkan yang 12 sampel tanpa menggunakan bahan pengawet. Parameter yang diamati antara lain jumlah total kuman (TPC) dan uji organoleptik yang meliputi perubahan warna, bau dan konsistensi/tekstur daging ayam.

Hasil analisis statistik (a = 0,05) menunjukkan warna daging ayam yang dicelup asam berbeda nyata dengan daging ayam kontrol. Daging ayam yang dicelup asam menjadi pucat, sedangkan daging ayam kontrol tetap berwarna agak merah. Konsistensi/tekstur daging ayam yang dicelup asam maupun kontrol tidak berbeda nyata, yaitu kenyal. Bau daging ayam baik yang dicelup asam maupun kontrol pada pengamatan pagi (jam ke-3 sampai jam ke-4) tidak berbeda nyata, sedangkan pada pengamatan siang (jam ke-7 sampai ke-8) hasilnya berbeda nyata. Daging ayam yang dicelup asam tetap berbau khas dengan kecenderungan berbau asam/cuka, sedangkan daging ayam kontrol cenderung berbau busuk. Hal tersebut didukung data TPC yang menunjukkan kenaikan rataan yang signifikan. Perlakuan asam asetat 4% menurunkan 3,3 log10 cfu/g total mikroorganisme pada siang hari (jam ke-10). Rasa daging ayam setelah dimasak tidak berbeda nyata, namun konsistensi daging ayam masak yang dicelup asam relatif lebih empuk, sedangkan kontrol cenderung agak keras

1 coment�rios:

kotoran/ feses ayam, merup akan salah satu hasil dari peternakan ayam yang terkadang masih dikesampingkan, jika dicermati dan dimaknai b...

Pemanfaatan limbah ternak ayam


kotoran/ feses ayam, merup Pemanfaatan limbah ternak ayam menjadi pupuk kandangakan salah satu hasil dari peternakan ayam yang terkadang masih dikesampingkan, jika dicermati dan dimaknai bahwa sektor peternakan merupakan mata rantai dari program integrited farming. maka pemanfaatan limbah peternakan seharusnya menjadi sorotan bagi para peternak untuk mewujudkan integrited farming secara luas, selain itu pengolahan kotoran ayam untuk menjadi pupuk kandang pun memiliki nilai ekonomis yang tidak dapat dipandang sebelah mata melihat kebutuhan dari para petani akan pupuk.
Umumnya pembuatan pupuk kandang dilakukan dengan cara menyimpan atau menimbun kotoran hewan selama sekitar 3 bulan. Namun pembuatan pupuk kandang ini sebenarnya dapat dipercepat proses penguraiannya dengan penambahan bio-aktivator sebagai bahan pemacu mikroorganisme.
Tahap pembuatan pupuk kandang adalah sebagai berikut :
Bahan-bahan yang digunakan
  • kotoran hewan 1 ton,
  • bio-aktivator 1 liter,
  • molase (larutan gula) 1 liter,
  • air sumur 100 l.
Alat-alat yang digunakan
  • karpet atau terpal plastik,
  • cangkul,
  • sarung tangan,
  • ember,
  • termometer.
Cara pembuatan pupuk kandang
  • tentukan lokasi pembuatan pupuk kandang kemudian tempat tersebut dibersihkan. Diusahakan alas tempat pembuatan pupuk kandang terbuat dari lantai atau alas plastik,
  • dibuat galangan atau sekat disekeliling kotoran hewan agar air atau rembesan air tidak masuk ke kotoran hewan,
  • dicampur atau disiram kotoran hewan dengan campuran air, bio-aktivator dan molase, kemudian diaduk merata,
  • dihamparkan bahan kotoran hewan tadi di atas lantai dengan ketinggian tumpukan 15-20 cm dan dibuat segi empat atau persegi panjang,
  • mengingat pembuatan pupuk kandang ini secara anaerobik, tutup bahan kotoran hewan dengan plastik atau terpal. Suhu ideal proses pembuatan pupuk kandang ini adalah 50-60 derajat Celcius dan jika suhu lebih maka dibuka terpal sewaktu-waktu untuk menurunkan suhu,
  • dibiarkan proses penguraian berlangsung selama 7-14 hari,
  • setelah itu, diperiksa kotoran hewan apakah sudah matang dengan ciri tidak lagi berbau tajam, terasa dingin dipegang dan warnanya gelap,
  • jika sudah berciri-ciri seperti itu maka dapat dikatakan sudah menjadi pupuk kandang,
  • dibuka terpal penutupnya dan pupuk kandang diaduk merata,
  • dikeringkan di bawah sinar matahari untuk proses pengeringan, dikeringkan selama 2 hari dengan sinar matahari penuh tidak mendung atau pupuk kandang sudah berkadar air 30 %,
  • diayak pupuk kandang untuk membuang partikel kasar atau besar,
  • pupuk kandang sudah siap digunakan.
Perlu diingat bahwa kotoran hewan bukanlah pupuk kandang namanya jika belum terjadi proses penguraian atau dekomposasi pada kotoran hewan tersebut. Proses dekomposasi baru terjadi jika kotoran hewan ditimbun atau disimpan 3 bulan atau dipercepat prosesnya dengan bio-aktivator, baru kemudian dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.
KOMPOSISI UNSUR HARA KOTORAN DARI BERBAGAI JENIS TERNAK
Jenis TernakKadar Hara (%)
NitrogenPhosporKaliumair
Kuda
-         padat

-         cair

0.55
1.40

0.30
0.02

0.40
1.60

75
90
Sapi
-         padat

-         cair

0.40
1.00

0.20
0.50

0.10
1.50

85
92
Kerbau
-         padat

-         cair

0.60
1.00

0.30
0.15

0.34
1.50

85
92
Kambing
-         padat

-         cair

0.60
1.50


0.30
0.13

0.17
1.80

60
85
Domba
-         padat

-         cair

0.75
1.35

0.50
0.05

0.45
2.10

60
85
Ayam
-         padat

-         cair

1.00
1.00

0.80
0.80

0.40
0.40

55
55

27 coment�rios:

Ayam buras merupakan salah satu komoditas unggulan untuk memenuhi kebutuhan protein bagi masyarakat. Pemeliharaannya mudah dan dapat dibu...

Herbal ayam


Ayam buras merupakan salah satu komoditas unggulan untuk memenuhi kebutuhan protein bagi masyarakat. Pemeliharaannya mudah dan dapat dibudidayakan di lahan sempit.
Pada umumnya sistem pemeliharaan ayam buras di DKI Jakarta dilakukan secara intensif dengan dikandangkan secara terus-menerus. Sistem pemeliharaan ini akan meningaktkan resiko terjadinya wabah penyakit bila sanitasi lingkungan kurang baik dan tidak ada upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam buras tersebut. Tanaman obat tradisional Indonesia sangat potensial digunakan sebagaibahan pakan tambahan (feed suplement).  Untuk memudahkan penggunaannnya, tanaman obat tersebut diramu menjadi jamu yang dapat dicampurkan pada air minum ayam buras.
Penggunaan jamu ayam buras ini tidak memerlukan persyaratan spesifik  sehingga mudah diterapkan dan jamu dapat dibuat sendiri atau dilakukan bersama dengan kelompoktaninya.
Keunggulan pemberian jamu pada ayam buras dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga mengurangi resiko kematian karena serangan penyakit. Keunggulan lain adalah meningkatnya bobot badan serta performance (warna dan aroma) yang lebih baik.  Cara pemberiannya mudah, hanya dicampurkan ke dalam air minum.
Komposisi jamu ayam buras terdiri dari 1 kg kencur, 1 kg bawang putih, 0,5 kg jahe, 0,5 kg lengkuas, 0,5 kg kunyit, 0,5 kg temulawak, 0,25 kg daun sirih dan 0,5 kg kulit kayu manis. Semua bahan tersebut dihancurkan/diblender kemudian disaring dan disimpan dalam drum plastik berukuran 50 liter, ditambah molasses/tetes tebu dan larutan probiotik (M-Bio) masing-masing sebanyak 1 liter, lalu diencerkan dengan air bersih sampai campuran tersebut berjumlah 40 liter. Kemudian drum ditutup rapat dan difermentasi selama 6 hari, namun tutup drum selalu dibuka setiap hari selama lebih kurang 5 menit untuk mengaduk bahan yang sedang difermentasikan.  Setelah proses fermentasi selama 6 hari, jamu tersebut siap digunakan.
Jamu diberikan pada ayam dengan cara dicampur dengan air minum. Dosis pemberian sebanyak 90 ml/L air minum dan diberikan setiap 7 hari sekali. Walaupun sudah diberi jamu, program vaksinasi tetap dilakukan.
Hasilnya menunjukkan peningkatan bobot badan lebih baik (karkas ayam tertinggi yaitu 68,8%), tingkat kematian lebih rendah (morbiditas 0-2 % vs kontrol 8.7 %), jumlah ayam sakit lebih sedikit, penampakan/bentuk serta warna dan aroma karkasnya lebih disukai konsumen, biaya pemeliharaan lebih murah, serta mempunyai nilai jual lebih tinggi sehingga memberikan keuntungan yang lebih besar kepada peternak. Disamping itu pemberian jamu pada ayam buras dapat mengurangi bau kotoran, sehingga mengurangi pencemaran bau di  lingkungan sekitarnya.

2 coment�rios:

Permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh kesadaran sebagian masyarakat...

Permintaan daging ayam kampung cenderung meningkat


Permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh kesadaran sebagian masyarakat untuk mengkonsumsi daging ayam organik atau daging ayam yang tidak melalui proses rekayasa genetika.
Seperti halnya ayam potong yang telah melalui proses rekayasa genetika. Permintaan daging ayam kampung untuk wilayah Jabodetabek saja baru bisa terpenuhi sekitar 5% dari kebutuhan atau sekitar 280.000 ekor per hari.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Ade Zulkarnaen, Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia. Peluang Bisnis pengembangan unggas ini cukup baik dalam meningkatkan kesejahteraan usaha skala kecil, mikro dan koperasi mengingat ternak ini sudah cukup poluler di masyarakat.
Dukungan pemerintah dalam hal ini kementrian Pertanian terhadap pengembangan bisnis ayam kampung untuk usaha Mikro, Kecil dan koperasi cukup positif. Saat ini sedang dibuat blue print sistem pengembangan ayam kampung. Dalam blue print ini akan memberikan perlindungan bagi peternak ayam kampung dalam skala usaha mikro, kecil dan koperasi dalam menjalankan usahanya.
Investor besar tidak boleh memasuki bisnis ayam kampung ini. Kapasitas pemeliharaan maksimal 10.000 ekor untuk satu peternak. Dengan pembatasan ini diharapkan usaha ternak rakyat akan berkembang dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Kondisi usaha ternak ayam kampung saat ini masih diusahakan dengan cara tradisional dan belum melalui cara intensif. Baru sekitar 3400 peternak ayam kampung yang mengusahakannya secara intensif, diluar itu masih dengan cara tradisional. Setelah blue print ini selesai pada bulan oktober diharapkan peternak tradisional akan beralih pada usaha ternak ayam kampung secara intensif.
Pada 10 tahun mendatang diharapkan pasokan ayam kampung akan mencapai 25 persen dari kebutuhan total daging ayam nasional, saat ini baru mencapai 5.5 persen saja.Dengan target sebesar tersebut pengembangan bisnis ayam kampung akan mampu menggerakkan ekonomi pedesaan yang notabenenya merupakan usaha skala mikro, kecil dan koperasi. Pengembangan bisnis ternak ayam kampung sendiri tidak hanya bermanfaat bagi peternak tetapi juga sektor usaha lain misalnya nilai perdagangan dari pakan dan pengolahan daging ayam kampung.
Selain unggas jenis ayam kampung, bisnis ternak itik juga memiliki peluang  yang cukup menguntungkan, seperti itik pedaging dan itik petelur, hal tersebut dikemukakan oleh Hasan Bisri, salah seorang peternak unggas lokal dari Pasuruhan Jawa Timur. Kendala bisnis unggas adalah pada masalah harga pakan yang mengalami kenaikan.
Sumber: Kompas

16 coment�rios:

Bercermin dari sebuah sejarah berdirinya hingga menjadi model pola pengorganisasian tata niaga perunggasan di Australia yang sangat komp...

tata niaga perunggasan di Australia


 Acuan Menata Dan Mempromosikan Produk Unggas (Australia)Bercermin dari sebuah sejarah berdirinya hingga menjadi model pola pengorganisasian tata niaga perunggasan di Australia yang sangat komprehensif dan efektif dalam mendukung pengaturan suplai dan demand dengan tetap berorientasi pada kepentingan peternak.
Ketika berdiskusi serius dengan Dr. Andreas Dubs, President Australian Chicken Meat Federation, Inc. (ACMF), di kantornya di Sydney akhir tahun lalu, terkesan begitu seriusnya mereka mengurus dan membenahi sejak dini usaha perunggasan, khususnya ayam pedaging, di Australia yang menjadi payung dua jenis usaha, yaitu (broilerbreeding farm dan Poultry Industry Association (perusahaan processed chicken/ayam olahan). Kemitraan di negara kanguru ini 98% adalah diserap oleh industri ayam olahan. Uniknya juga dikuasai oleh dua industri besar secara mayoritas yang memang juga memiliki breeding farm dan pabrik pakan. Walaupun sebenarnya industri perunggasan di Australia relatif masih sangat muda bila dibandingkan dengan industri peternakan lainnya, misalnya ternak sapi potong dan sapi perah serta domba. Namun dengan melalui tata niaga tersebut mampu mendorong konsumsi daging ayam di Australia sudah mencapai 43,9 kg broiler per kapita dengan pertumbuhan berkisar 3-5% per tahun. Strain yang dominan adalah Ross 708 diikuti dengan Cobb 500 mengingat berat karkas rata-rata sekitar 1,8 kg (setara dengan berat hidup sekitar 2,7 kg) diikuti dengan strain Cobb500.

Sejarah industri perunggasan di Australia
Walaupun terbilang industri yang baru muncul, perunggasan sebagai asosiasi industri di Australia yang sudah dimulai pertengahan tahun 1960, walaupun kapan mulainya usaha unggas secara intensif masih belum jelas waktu itu. Diperkirakan populasi unggas pedaging waktu tahun 1950 awal diperkirakan sudah menghasilkan sekitar tiga juta broiler (bandingkan dengan 420 juta ekor di tahun 2003/04).
Era tahun 1950an. Usaha perunggasan berkembang sangat cepat seiring dengan meningkatnya permintaan (demand) bahkan tumbuh tujuh kali lipatnya. Walaupun waktu itu produksinya masih berupa ‘umbaran/‘backyard’ dan dikelola sebagai usaha keluarga, dengan tujuan sebagai penghasil telur dan juga sebagai tabungan atau ayam sembelihan. Produksi secara komersial dimulai di seputar luar kota Sydney sebagai kota metropolitan dan area lainnya yang menjadi pusat pertumbuhan penduduk. Usahabreeding pertama kali di Australia secara ilmiah dihasilkan pada tahun 1959. Dan semenjak itu lahirlah usaha further proceessing plant, produk unggas olahan, sebagai titik awal dimulainya era harga ayam murah. Era tahun 1960an. Konsumsi daging ayam meningkat lima kali lipat dan menyebabkan terus berkembang dan tumbuh semakin pesatnya industri perunggasan di Australia. Semenjak itu maka lahirlah pola ‘kemitraan/integrator’ dan mulai diperkenalkan dalam industri perunggasan. Perusahaan-perusahaan integrasi vertikal tumbuh dengan pesat seiring dan mengekor kepada pola adopsi model serupa di Amerika Serikat waktu itu. Perusahaan2 tersebut memiliki breeding farm dan hatchery, feed mills dan chicken processing plantsdengan pola kerjasama kemitraan atau usaha tersebut milik perusahaan sendiri. Model ini dengan cepat berkembang dan menjadi model pertumbuhan industri perunggasan di pasar Australia. Kentucky Fried Chicken (KFC) pertama kali dibuka di Australia pada tahun 1968 dan menjadi pendongkrak tingkat konsumsi ayam di Australia, sebagaimana halnya juga terjadi di Indonesia di era tahun 1980an.
Era tahun 1970an. Dalam hanya 12 bulan waktu itu sudah berdiri sebanyak 75 gerai KFC di Australia, dan mampu mendongkrak produksi unggas sebesar 38% hanya dalam waktu setahun. Kemudian produksi unggas menjadi dobel lagi di era tahun 1970an disebabkan karena adanya perbaikan mutu genetik dengan program seleksi dari ahli genetik, plus dibarengi dengan munculnya ahli nutrisi unggas denganfeed dan feeding program, termasuk pola budidayanya, untuk dapat memunculkan potensi genetik yang dimilikinya waktu itu. Ditambah dengan peningkatan teknologi prosesing maka semakin lengkaplah laju pertumbuhan perunggasan di Australia. Era tahun 1980an.Produksi dan konsumsi ayam terus meningkat walaupun tidak spektakuler dan tidak sebesar pada tahun sebelumnya. Era tahun 1990 hingga kini. Lahirnya strain-strain genetik baru yang mulai membanjiri pasar perunggasan sehingga mulai dibutuhkan dan diberlakukannya pengaturan-pengaturan importasi, termasuk aturan mulai diberlakukannya karantina unggas di pulau Torrens di bulan Agustus 1990. Sebagai hasil seleksi, maka lahirlah teknis breeding maupun budidaya untuk ayam pedaging (broiler) sudah sangat berbeda dengan ayam petelur (layer).
sumber : www.poultryindonesia.com

1 coment�rios: